“Besok kita pergi periksa ke dokter ya?” ajak Satya ketika mereka sudah berada di dalam kamar dan Aletta sudah berhenti menangis. Aletta masih tak menjawab. “Katanya senang, kenapa masih menangis?” tanya Satya sambil menghapus air mata istrinya yang jatuh itu. “Terharu Mas, terharu. Tapi kamu emang yakin kita bisa bersikap adil sama Ayres, ‘kan Mas? Aku nggak mau aja nanti Ayres bisa merasakan perbedaan dari kita kalau adiknya ada.” “Bisa sayang, bisa aku yakin kalau kita bisa. Kamu nggak sendiri ada aku juga Ayahnya Ayres. Jadi jangan merasa kamu sendiri, karena aku juga akan bertanggungjawab untuk itu oke? Sekarang fokus sama makanan kamu, kesehatan kamu juga. Besok kita ke dokter, supaya lebih pasti dan kita tanya dokter gimana keadaannya oke?” Aletta menganggukkan kepalanya. “Akhirn

