“Anak Mama cantik banget sih,” puji Tyas ketika masuk ke dalam kamar Aletta yang sudah berpakaian dengan cantik itu. “Mama bisa aja, ini karena Mamanya juga cantik. Aku deg-degan banget Ma,” kata Aletta sambil memegang dadanya yang berdetak dengan sangat cepat. “Padahal ini bukan pernikahan pertama kamu,” goda Tyas membuat Aletta berdecak. “Jelas berbeda Ma, ini pernikahan yang diinginkan. Kalau sebelumnya jelas enggak, makanya ini pasti deg-degan. Sebentar lagi akan resmi jadi istri orang dan seumur hidup akan sama dia. Kalau dulu emang dari awal nggak akan mau bersama sampai akhir.” “Mama berdoa ini akan menjadi yang terakhir. Kamu bahagia?” tanya Tyas dengan sendu. “Mama jangan nangis dong, nanti aku jadi ikutan nangis. Aku jelas bahagia, karena aku akan menikah dengan pria yang ku

