Kinan terbangun dengan tubuhnya yang terasa remuk redam. Terutama tubuhnya bagian bawah. Barka benar benar telah mendapatkan dirinya dan menerobos miliknya. Kinan merasa dirinya sudah kotor dan tidak berarti lagi. Gadis itu sangat benci pada Barka, dan sungguh tidak akan pernah memaafkannya. Ia turun dari ranjanganya, dengan kedua kakinya yang tertatih. Ia menangis pelan menyesali diri yang sudah tidak layak lagi. Melihat wajahnya di cermin semuanya hancur. Barka merusak semuanya. Ketukan di pintu membuat Kinan menoleh pelan. "Sayang, Barka sudah nunggu dibawah. Kamu sudah mandi?" tanya Iklima. "Belum mah." jawabnya pelan. "Loh, ini sudah siang sayang." "Bilang sama barka, berangkat aja sendirian. Aku mau naik taksi aja." Kinan sudah tidak mau melihat muka laki laki baidab yang pernah