Laura mengepalkan tangannya, dia benar-benar muak dengan sikap Zeyn. Dia bahkan tidak pergi ke kamarnya, padahal dia masih menginginkan man yang dia inginkan. Zeyn menghela nafas panjangnya. "Br*ngsek." Umpatnya. "Kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku." Gumam Zeyn. Dia benar-benar berubah dan menjadi tidak terkontrol. Apalagi kemunculan Edgar yang membuat dia selalu marah karena Edgar yang berusaha mendekati Laura, dia semakin marah ketika ternyata Laura meladeninya. Zeyn memilih untuk kembali ke kamarnya, di melihat Laura sudah tertidur, dia melihat matanya sedikit membengkak dan basah yang sepertinya Laura habis menangis. Zeyn melihat ponselnya di mana di sana walpapernya adalah masih fotonya dan Naina. "Apa aku benar-benar harus melupakanmu dan menerima Laura? Aku masih menci