Malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya Wenda berbenah dengan bantuan Axton. "Aku akan merindukanmu," ucap Axton ketika Wenda hendak berangkat menuju bandara. Inginnya mengantar istri ke bandara, sayangnya keinginannya tak terkabul karena banyaknya urusan di perusahaan. Wenda memeluk Axton mengelus punggungnya. "Aku juga akan merindukanmu." balas Wenda. Suara klakson berbunyi menandakan bahwa taksi sudah sampai. Axton melepaskan pelukan Wenda, dikecupnya kening Wenda. "Kabari aku kalau kau sudah sampai," Wenda mengangguk dan tersenyum lembut. Wenda menjauh dan perlahan genggaman tangan keduanya terlepas. Axton masih berdiam diri di gerbang dengan wajah muram. Selepas Wenda pergi, Axton bersiap-siap menuju kantor. Baru beberapa menit ditinggalkan oleh Wenda, Axton sudah sangat rind