“Dewa!!” Teriak Shania. “Dewa kamu dimana!!” “Kenapa lampunya mati!!” “Dewa!!!” Teriak Shania lagi. Seketika lampu hidup dan Vanya keluar dari tirai jendela dan bertepuk tangan. Ia tertawa dengan keras membuat Shania mundur dan menarik selimut menutupi dirinya. Kemudian disusul dengan Dava yang mengikutinya lalu beberapa orang dari setiap sudut yang sedang memegang kamera dan yang sedang mengarahkan kamera padanya. “Apa-apaan ini?” Tanya Shania bingung dan terus mundur sampai ia berada di kepala ranjang dan berusaha menutupi dirinya dengan selimut. “Bagaimana permainannya asyik bukan? Mau dilanjutkan?” Tanya Vanya tepat di hadapan Vanya sambil menyilangkan tangannya di depan d**a. “Apa maksudnya?” Tanya Shania mulai kesal. “Dewa tiba-tiba datang bukannya Lo seharusnya berta