Ending

652 Kata

 Perempuan yang tengah mengenakan celemek sambil memegang spatula itu mulai melangkah memasuki ruang tamu. Matanya melotot saat melihat bercak darah dimana - mana. "Astaga. Apa yang kamu lakukan,nak,"ucap Alana. Ia menaruh spatulanya diatas meja. Ia merih badan putranya dan menggendongnya. "Mama. Aku membunuh-nya,"Alana tidak habis pikir dengan anak sulungnya ini. "Arlan, membunuh hewan itu nggk baik,nak." "Tapi, Alan suka darah,ma." Oh tuhan. Sekarang psychopath ku ada dua. "Papa,"teriak Arlan dari gendongan Alana dan mulai turun untuk memeluk Ardian. Ardian menyambut pelukan Arlan,"Jagoan papa." Ia mencium puncak kepala Arlan. Ardian mengernyit saat melihat bercak darah dimana - dimana. Ia menatap Arlan dengan pandangan seperti biasa. Teduh. Tidak ada kemarahan. "Abang bunuh he

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN