"Ini, kamu makan." Ceye meletakkan bubur ayam ke pangkuan Ana. Gadis itu menerima nya dengan senang hati, langsung melahap makanannya tanpa jaim-jaiman. "Kalo ada kerupuknya pasti enak Pak." "Ngelunjak yha kamu!" Ceye mendelik, Ana hanya mencibir tanpa suara. Kapasitas perut Ana memang sangat elastis, buktinya tadi sudah makan setengah mangkuk soto sekarang masih bisa menampung semangkuk bubur ayam. Padahal badannya kurus krempeng. "Na." "Hm," gumam Ana sambil terus mengunyah. "Habis ini saya antar kamu pulang ya." "HE?!" Gadis itu hampir tersedak. Untungnya ada segelas air putih di atas nakas untuk menetralisir tenggorokan nya. "Ngapain Pak pulang, masih siang nih!" Ana mungkin adalah pegawai satu-satunya yang malah tidak terima saat dipulangkan lebih awal. Ceye menghela napas