"Mau makan dulu, Na?" Ana menoleh, menggeleng cepat. "Gak usah deh Pak, nanti saya makan di rumah aja." Tolaknya. Ceye membasahi bibirnya, mengangguk kecil. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. "Na, mulai sekarang jangan panggil aku Bapak lagi ya. Kita kan udah resmi PACARAN." Ceye sengaja memfaseh-fasehkan kata 'pacaran'. Ana tersenyum geli, bertopang dagu dengan sikut si jendela. "Trus? Mau dipanggil apa?" "Apa aja yang penting jangan Bapak." Ana terlihat berpikir. "M-mas ... ?" tanyanya agak ragu. Ceye langsung mendelik tak suka. "Gak mau!" "Ck! Tadi katanya apa aja!" Dengusnya jadi jengkel. Ceye mengembungkan pipi, terlihat kesal. Padahal kan maksud Ceye tuh biar Ana manggil dirinya sayang, tapi kenapa cewek ini gak peka sekali sih! "Yang lain kan masih