91. Guntur - Rambu-Rambu Remaja, Lagi

1542 Kata

Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali. Kiri, kanan, semuanya enak ... eh, nggak gitu liriknya! Yang sedang Guntur senandungkan dalam gerakan tangan, lalu kecup hingga sebagian teks menghilang. Asya jambak saja rambutnya. "Stop!" Namun, maaf, ya, Sayang. Guntur nggak mau nurut, tuh! Sedang asyik gini, ya, kan? Mana boleh di-cut kegiatannya. "Mas, istigfar, Mas. Astagfirullah ... ini di kantor," peringat Asya, agak mencicit. Takut kalau-kalau dia teriak justru bukan itu yang terucap, melainkan ... "Ah, Mas, udah!" Ditandai kata 'ah'-nya kalau mau tahu lebih jelas. Asya meringis, menggeliat ke sana kemari dalam ruang gerak yang mahaterbatas. Guntur mengungkungnya, meski demikian tetap aman bagi calon baby di dalam kandungan. Yang sesekali Guntur usap di tengah seribu satu aksi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN