84. Guntur - Serangan Guntur

2435 Kata

"Mau ikut nggak, Sya?" Asya masih memeluk mesra guling selepas subuh tadi dia bobok lagi, alih-alih ikut ngaji dengan suami, padahal diajak. Namun, dasarnya Asya belum dapat hidayah, jadilah dia tidur lagi. Lihat! Sekarang Guntur tampak rapi dengan pakaian santainya, sedang Asya masih berpiama di kasur, rambut berantakan bak macan betina. "Mau ke mana, Mas?" Mengerjap-ngerjap, Asya menguap. Melirik jam, ternyata pukul enam. "Joging bentar, diajak Wala semalem. Ikut?" Asya pun duduk. "Nggak, deh. Takut telat ke kantornya." Asya, kan, beda sama Guntur yang bisa masuk kantor di jam berapa saja. Baiklah, Guntur mengangguk. "Mas joging dulu." Sambil dia kecup pipi Asya. "Bau iler." "Dih, enak aja! Aku nggak ngiler, ya!" protesnya, padahal nyawa baru terkumpul, tetapi ngegasnya sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN