94. Guntur - Anak Pertama Kita

2238 Kata

"Mas berangkat kerja dulu." Guntur menatap Asya yang masih rebah berselimut di kamar itu, lalu dia condongkan tubuh untuk mengecup pipi Asya. Orangnya tak protes. "Telepon kalau ada apa-apa. Nanti katanya mami mau ke sini sama Kak Ainara." Asya mengangguk. Dia tepar sehabis diserang nyaris habis semalam, untung ada ciptaan Tuhan di dalam rahim Asya hingga Guntur tidak tega menggelar ritual ronde dua. Asya memilih tidur lagi selepas subuh dan mandi basah, lain dengan Guntur yang lanjut murotal, lalu lari pagi, pulang-pulang saat Asya bangun Guntur sudah siap pergi kerja saja lagi. "Sarapannya udah Mas beliin bubur, ada nasi uduk juga, bebas kamu mau yang mana. Habiskan tapi, ya." "Hm." Asya malas buka mulut. Niatnya mau tidur lagi. "Susunya mau dibuatin sekarang sama Mas apa nanti aja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN