"Lilla," panggilan lembut Mas Bara membuatku gemetar. Hatiku yang tadinya rapuh semakin tidak tenang mendengar suara lembutnya, lagi-lagi terombang-ambing dalam luasnya samudera putus asa, merasa bersalah, tidak enak, dan masih banyak lagi yang mungkin Mas Bara sendiri tidak memahami, apa dia sebegitu tidak mengerti diriku?! Kalau masih mencintai Kayla, setidaknya jangan pedulikan aku! Biarkan aku pergi! Aku lelah .... "Mau pesan apa, Pak?" suara pelayan wanita di restaurant mengalihkan perhatian Mas Bara, kuharap dia melupakanku yang saat ini akan pergi meninggalkannya bersama Kayla. "Kau juga mau pesan apa, Nyonya? Kulihat dari tadi Anda berdua berpelukan, sungguh suatu pasangan yang bikin iri para wanita yang belum berumah tangga saja! Yang pria tampan, sementara Anda sendiri sangat ca