Eleanor 11 Tidak ada yang bicara selama perjalanan pulang, aku dan Juna hanya diam, sibuk dengan pikiran masing-masing sedangkan Elea, dia sudah terlelap tidur di pangkuanku. Tubuh Elea cukup berat, sehingga Juna mengantarku hingga kedalam Apartemen, bahkan Juna pula yang menggantikanku menggendong Elea, sedangkan aku membawa beberapa kantong plastik berisi mainan yang sempat dibelinya tadi. "Ibu kamana?" Tanya Juna, ia ikut merebahkan tubuhnya di kursi. Di sebelahku. "Ibu di Bandung," jawabku singkat. Juna menggeser duduknya semakin dekat, memutar tubuhnya, menghadapku. "Kamu terkejut?" Tanyanya. Aku hanya menggeleng, menautkan kedua jemariku dan menghela berat. "Aku tidak terkejut, karena aku tahu hal seperti ini suatu hari pasti terjadi." "Tapi raut wajahmu menunjukan sebali