Selama perjalanan tidak ada yang bicara, hanya dering ponsel Revan yang terus berbunyi nyaring tanpa henti yang menjadi musik pengiring keheningan diantara kita. Aku duduk di kursi depan, sedangkan Elea dan sus Tuti berada di belakang. Dering ponsel yang terus berbunyi membuat Revan akhirnya meraih ponsel miliknya, aku kira dia akan menerima panggilan itu, tapi ternyata Revan justru mematikan ponselnya dengan wajah kesal. Aku tidak ingin tahu siapa yang terus menghubunginya, tapi melihat dari bagaimana raut wajahnya, bisa dipastikan itu Nita. Tidak butuh waktu lama untuk segera sampai ke apartemen tempat tinggalku, jalanan yang cukup lengang dan lancar. Aku segera turun dari mobil milik Revan, sedangkan Elea sudah terlelap di gendongan sus Tuti. "Sus, kamu naik saja terlebih dahulu.