EDWIN melajukan mobilnya keluar dari jalur utama saat melihat kedua orang tua Elle. Di sampingnya, Elle sudah berpindah posisi, duduk menghadap ke depan seperti seharusnya, tetapi wajahnya masih saja sepucat tomat hijau yang belum matang. Edwin mendengus pelan. Tidak seharusnya Elle mendatanginya ke hotel. Tapi, kalau Elle tidak datang, mereka tidak akan seperti ini sekarang. Dan dengan alasan yang tidak bisa dijelaskan bahkan oleh akal sehatnya, Edwin merasa sangat beruntung Elle kabur dari pertunangannya dan justru menerima cincin usang milik neneknya.
“Aku akan membawamu masuk tanpa diketahui siapa pun.” Edwin menggamit tangan Elle kemudian membawanya ke bibir untuk dikecup. Sebagai laki-laki sejati, tidak seharusnya Edwin bertingkah konyol seperti sekarang. Tiba-tiba saja Edwin beruba
