Sepanjang perjalanan Dirga dan Key justru tidak bertanya apa pun ke Nay. Membiarkannya terdiam di bangku belakang dengan air mata tak berhenti mengalir. Mereka hanya memberi gadis waktu sedikit waktu untuk lebih tenang setelah dihempas kejadian memalukan sekaligus menyakitkan tadi. Key tampak dongkol, kalau tahu kelakuan Sean ternyata sebrengsek itu dia tentu saja tidak akan mengenalkannya ke Nay dan membiarkan mereka semakin dekat. Ponsel Nay terus berdering. Saking marahnya dia kemudian mematikannya, hingga Sean beralih menghubungi Key. Sayang, tetap tidak digubris. Ingin rasanya Key menjambak pria sialan satu itu. Semua di luar dugaannya kalau Sean akan berani mengajak Nay keluar tanpa izin, padahal dia tahu seposesif apa papanya. Benar-benar cari mati dia. “Ke rumah Om Bian dulu ya,
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari