POV Silvi "Mas Gama barusan telepon," ujarku. Mas Ibra mengangguk padaku. "Jadi, dia ngabarin kalau istrinya masuk rumah sakit." Aku tak—belum—mengatakan bahwa Mbak Lina sakit karena percobaan bunuh diri. Ada Tania dan Tara di sini. "Dan tadi Mas Gama bilang, dia nggak bisa ke sini besok," lanjutku seraya membelai kepala anak-anakku. Kutatap mereka dengan penuh makna. "Papa nggak jadi main sama kalian besok. Istrinya baru sakit. Kalian harus maklum, ya." "Sakit apa tante itu?" tanya Tania. "Sakitnya agak parah, jadi dirawat di rumah sakit," jawabku. "Papa kalian jadinya harus nungguin Tante Lina." Tania dan Tara mengangguk. "Kasian Tante Lina. Kemalin aku sama Adek sakit udah dilawat Papa," ujar Tara. Aku tersenyum tipis. "Iya, makanya gantian. Sekarang Papa harus merawat Tante