4 penderitaan dimulai

1112 Kata
"Jadi kamu yang akan tinggal dirumah ini?" Tanya seseorang dengan suara kerasnya, yang berhasil membuat jantung Dita seketika seakan berhenti berdetak. "Si-siapa kamu, kenapa kamu ada di sini? "Tanya Dita terbata, karena Dita merasa tidak tenang saat melihat sorot mata dari wanita itu sangat menakutkan. Yah orang yang melayangkan sebuah pertanyaan dengan suara penuh keras pada Dita, adalah seorang wanita, Tengah berdiri di atas anak tangga, dengan pandangan yang begitu sangat membenci pada Dita. Wanita muda itu mulai melangkah menuruni anak tangga, tidak begitu muda, hanya lebih tua saja daripada Dita. "Kau memang cantik, tapi jiwa kemiskinan kamu tidak bisa menutupi kenyataannya bahwa kamu memang sangat miskin. Dan aku yakin kamu berada di sini karena hanya mengandalkan wajah polos dan cantik kamu kan? "Tanya wanita muda itu seperti seorang menuduh, membuat Dita yang mendengarnya merasa sedikit tidak terima. Dita yang merasa tidak terima, memilih diam saja, karena memang yang dikatakan wanita muda namun lebih tua darinya itu, tetap Dita hormati karena dianggap sebagai tuan rumah. "Maaf, kamu siapa, dan kenapa kamu menuduhku seperti orang yang sudah lama mengenalku? "Tanya Dita dengan sopannya "Aku, adik dari pemilik rumah ini. Jadi akulah tuan rumah yang kamu masuki saat ini." Jawab wanita muda itu sambil bersedekap d**a, kalau Dita lihat, wanita di depannya seperti orang yang sangat begitu sombong. 'rupanya ini adiknya pak Adi. Kalau dilihat sih, karakternya sangat jauh berbeda dari Pak Adi. Pak Adi memang tegas, dan terlihat begitu menakutkan. Tapi Pak Adi tidak se sombong adiknya, adiknya benar-benar sombong merasa sudah menjadi satu-satunya orang paling kaya di dunia ini' gumam Dita dalam hati, sambil menelisik penampilan wanita muda di depannya itu, dari atas ujung kepala sampai ujung kakinya. 'percuma punya wajah cantik, dan memiliki tahta yang begitu tinggi, serta kulit mulus yang tak tertandingi, kalau memiliki mulut tajam serta sifat kesombongan yang begitu tinggi.' Dita kembali bergumam, setelah selesai menilai wanita di depannya itu, yang Dita anggap sebagai wanita paling sombong di dunia ini. "Kenapa kamu melihatku seperti itu, selama hidup kamu, kamu tidak pernah melihat orang cantik seperti aku di dunia ini? "Tanya wanita muda itu dengan percaya dirinya. "Maaf Kak, saya tidak tahu kenapa juga saya dibawa ke rumah ini. Tapi yang jelas, orang yang membawa saya ke sini meminta agar saya tinggal di rumah ini, dan dilarang keluar dari rumah ini. Jadi saya di sini tamu, dan tolong tunjukkan dimana kamar saya di rumah ini! "Ujar Dita dengan hormatnya, sambil berusaha bersikap tenang agar tidak terlihat takut di depan wanita sombong itu. "Oh, berarti aku tidak salah menebak, memang kamu yang akan tinggal di rumah ini! "Ujar wanita muda itu dengan mencebikan bibirnya karena merasa kesal melihat wanita di depannya itu tidak merasa takut pada dirinya. "Baiklah. Aku Lita, Kamu bisa memanggilku Nyonya Lita!" Ujar wanita itu, sambil memutar tubuhnya untuk kembali menaiki anak tangga. "Ikuti aku!" Seru Lita dengan kerasnya, setelah sampai di tengah-tengah anak tangga. Dita pun mulai melangkah mengikuti langkah Lita menaiki anak tangga pertama, dengan perasaan yang sedikit was-was. Dita takut, Lita akan memberikan tempat tinggal yang begitu sangat menakutkan, seperti gudang penuh kegelapan, atau kamar kosong tanpa penghuni. Menurut Dita, alangkah baiknya Dita diberi kamar pembantu yang layak untuk Dita tempati, daripada Dita diberi kamar kosong atau gudang gelap penuh keseraman. Ceklek "Ini kamar kamu. "Ujar Lita setelah membukakan pintu kamar lantai pertama. Nafasnya lega saat melihat kamar yang sangat di luar dugaan. Padahal Dita membayangkan kamarnya begitu sangat usang, menyeramkan seperti gudang gelap tanpa penghuni. Namun kenyataannya, Dita mendapatkan kamar seperti kamar Hotel Bintang 5, karena kamar yang akan ditempati Dita sangatlah mewah. "Nyonya, tidak salah memberiku kamar semewah ini? "Tanya Dita yang tidak melupakan permintaan Lita, bahwa Dita harus memanggil dirinya dengan sebutan Nyonya, layaknya seorang pembantu pada majikan. "Aku tidak salah memberimu kamar. Kenapa, kamu kaget karena aku memberi kamar sewa ini untuk kamu tempati?" Jawab Lita sombong, yang diakhiri dengan kalimat tanya. "Tidak kaget sama sekali Nyonya Lita hanya saja, kamar ini terlalu mewah untuk saya. "Jawab Dita yang langsung mendapat cibiran dari Lita. "Cih, maklum, miskin. Tapi tidak masalah, artinya kamu masih memiliki sadar diri, bahwa orang miskin tidak perlu berharap lebih pada orang kaya. Aku sengaja memberimu kamar mewah, agar kamu bisa merasakan bagaimana nikmatnya jadi orang kaya. Jadi hidup kamu tidak di situ-situ aja, menikmati kemiskinan dengan penuh kerendahan. "Ujar Lita menghina Dita. Dita benar-benar merasa terhina karena ucapan Lita, namun meski begitu, Dita tidak mempermasalahkannya, karena tugas Dita di rumah itu, hanyalah tinggal di tempat itu, dan tidak keluar dari rumah itu, seperti yang dikatakan Pak Adi tadi sebelum pergi. Jadi Dita tidak memasukkan semua perkataan Lita atau semua penghinaan Lita pada hatinya. Dita yakin wanita di depannya itu, hanya mengetes kesabaran atau menguji kesabaran dirinya. "Sekarang kamu istirahat, karena besok kamu akan memulai pekerjaan keras, untuk membayar selama kamu tinggal di rumah ini. "Ujar Lita dengan songongnya, lalu menutup pintu kamar Dita dengan kasarnya setelah Dita benar-benar masuk ke dalam kamar itu. "Apakah ini awal dari penderitaan ku selanjutnya? "Tanya Dita dengan penuh kesedihan, dan tanpa disadari matanya mengeluarkan bening kristal yang sejak tadi siang tidak pernah berhenti keluar. "Oh tidak! Selama ini hidupku sudah menderita, apakah penderitaanku selama ini masih belum cukup membuat batinku sakit, dan apakah ini penderitaan yang lebih menyakitkan daripada penderitaanku sebelumnya? "Dita kembali mempertanyakan masalah akhir dari penderitaannya pada dirinya sendiri. Dita langsung membanting tubuhnya keranjang, yang sialnya Dita merasa menikmati empuknya ranjang itu. Tanpa Dita sadari, Dita Langsung tertidur karena merasa menikmati empuknya ranjang itu, hingga menjelang pagi. Matahari mulai terbit menyinari seluruh bumi ini hingga menciptakan keindahan cahayanya di pagi hari. Dita yang masih asyik dengan dunia mimpinya, tidak sadar bahwa pagi sudah menyapanya. Ceklek Seseorang membuka pintu kamar Dita dengan pelan lalu tanpa disangka atau tanpa menunggu waktu lebih lama wanita itu langsung menumpahkan air dari bal kecil. Byur Dita langsung bangun dengan terkejut, saat merasakan tubuhnya seperti mengambang kebanjiran karena merasakan basah. "Kenapa, Nyonya menyiram saya? Apa Nyonya tidak bisa membangunkan saya dengan cara baik-baik? "Tanya Dita dengan beraninya, saat Dita melihat sorot mata kemarahan dari Lita. "Kamu pikir, kamu tinggal dirumah ini gratis hah? Ingat, rumah ini bukan panti atau bukan penampungan orang miskin rendahan seperti kamu. Jadi, kalau kamu masih ingin tinggal dirumah ini, kerja! Jangan malas-malasan!" Bentak Lita, yang membuat Dita langsung mengeluarkan air matanya pagi-pagi. Setiap Lita menghinanya, entah kenapa hati Dita merasa benar-benar sakit, dan tidak terima, namun tidak memiliki keberanian. "Nyonya bisa memerintahkan saya dengan ucapan, tanpa menindas saya!" Ujar Dita sambil mengelap bagian tubuhnya yang basah. Lita yang mendengar nada protes an dari Dita, langsung mencengkram dagu Dita dengan kuatnya. "Baru tadi malam kamu tinggal disini, sudah berani kamu membantah perintah saya ya. Kamu… "Apa yang kau lakukan Lita!!!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN