Chapter 8

1450 Kata
Mysth merebahkan tubuh Sakura di ranjang kingsize milik Sakura. Leonardo langsung memasuki kamar Sakura setelah merasakan kedatangan Mysth. Leonardo tersenyum saat melihat putrinya tengah tertidur di atas ranjang. "Bagaimana keadaannya?" tanya Leonardo sambil mendekat ke arah Mysth. Mysth hanya mengusap kepala Sakura lembut menandakan jika Sakura baik-baik saja, Leonardo mengerti dengan perasaan lega di dadanya. Mysth tidak bisa menjawab pertanyaan Leonardo karena tidak ingin Leonardo mati karena mendengar suaranya. Meski sebenarnya beberapa kali Mysth berbicara Leonardo tidak merasakan apa pun di tubuhnya. Leonardo kini bisa bernapas lega, putri semata wayangnya telah kembali dan selamat. Leonardo berjalan mendekati ranjang dan duduk di sisi kanan ranjang. Mengelus kepala Sakura dan memberikan kasih sayang yang lebih dari biasanya pada Sakura. Pangeran yang lain datang tanpa Viper. Melihat kondisi Sakura yang mulai membaik. Lazark mencengkram kerah Mysth dan menatapnya dingin. "Apa yang kau berikan pada Hime?" desis Lazark. Mysth hanya diam tidak menjawab, ia kembali seperti Mysth sebelumnya yang tidak suka menjawab pertanyaan dari orang lain. Mysth menyentakkan tangan Lazark dan berangsur menjauh duduk di sudut ruangan. Matanya tetep melihat ke arah Sakura yang terbaring. "Mysth tidak akan menjawab jika Hime belum sadar. Mysth hanya akan berbicara jika Hime sadar," ucap Shin sambil menepuk pundak Lazark. "Dia tidak berguna," jawab Lazark mendengus kesal. Separah apa pun makian orang lain terhadap Mysth, Mysth tidak ambil pusing dan tidak peduli. Yang ia pedulikan hanyalah Sakura. Ada kenangan manis saat Sakura masih kecil dengan dirinya.   ~★~   Di musim dingin bersalju, Sakura bersama para Pangeran lainnya bermain di halaman belakang mansion milik Sakura. Hanya Mysth yang duduk di tangga dekat pintu masuk sambil mengamati Sakura. Saat itu Sakura masih berumur 6 tahun, dengan riang bermain bersama para pangeran yang memakai wujud anak kecil untuk menemani Sakura bermain. Saat yang lain sibuk dengan permainan mereka sendiri, Sakura berjalan mendekati Mysth. "Mysth, kenapa kau hanya diam di sini? Kau tidak mau bermain?" tanya Sakura sambil membuat bola salju di depan Mysth. Mysth hanya menggeleng lalu tersenyum kepada Sakura. Senyum yang hanya ia berikan pada Sakura. "Hey, aku tidak pernah mendengarmu berbicara. Aku tahu kau tidak bisu, mengapa kau tidak mau berbicara denganku? Apa kau membenciku?" Sakura duduk di sebelah Mysth sambil menunduk. Mysth menggeleng kuat, tetapi ia tetap tidak berbicara atau bahkan mengeluarkan suara dari mulutnya. "Kau tidak menyukaiku, kan? Kau terpaksa bermain denganku, kan?" tanya Sakura matanya mulai berkaca-kaca. Mysth menggeleng kuat kembali lalu memeluk Sakura agar Sakura tidak menangis. "Tidak, aku tidak membencimu, Hime-sama. Aku menyukai Hime-sama, aku takut membuat Hime-sama terluka oleh suaraku," jawab Mysth pada akhirnya ia berbicara dan lumayan panjang. "Suaramu indah, Mysth. Aku ingin selalu mendengarkan suaramu. Maka berbicaralah saat bersamaku," jawab Sakura sambil memeluk erat Mysth. Mysth tersipu malu, Sakura menyukai suaranya. Suara Mysth sebenarnya tidak ada masalah, tetapi jika terlalu sering mendengar ia berbicara maka orang itu akan mati. Hanya Sakura yang tidak mati saat Mysth berbicara banyak padanya. Para pangeran lainnya pun bisa sangat pusing ketika Mysth sudah banyak bicara. Itulah sebab Mysth tidak suka berbicara, suara yang ia miliki bisa membunuh orang lain. Terlebih lagi saat ia menyanyi. Orang atau iblis biasa bisa mati saat itu juga. Sekali lagi, hanya Sakura yang kebal akan suaranya. "Hey Mysth, ayo bermain," ajak Sakura. "Baiklah, Hime-sama." ~★~     Sakura terbangun dan melihat ayahnya di sisinya. Gadis itu  tersenyum lalu memeluk Leonardo. Pria tampan itu pun membalas pelukan Sakura. "Putriku, akhirnya kau bangun juga," ucap Leonardo sambil mengelus punggung Sakura. "Ayah, aku sudah bertemu dengan Ibu," jawab Sakura senang. Leonardo terkejut lalu melepaskan pelukannya. "Ibumu?" tanya Leonardo. "Ya, Ibu mirip sekali denganku tetapi, warna mata ibu berbeda denganku. Aku menyelamatkan Ibu, ia berada di neraka dan aku menyelamatkannya. Mungkin saat ini Ibu sudah masuk surga," jawab Sakura lalu menunduk. Para pangeran melihat Sakura merasa iba, Leonardo merasa bersalah lalu memeluk Sakura kembali. "Ya, Ibumu sangat cantik seperti dirimu. Ayah sangat mencintainya," jawab Leonardo. Sean memalingkan wajahnya, ia merasa lebih kasihan kepada mendiang nyonyanya. Mati untuk menjadi tumbal. Leonardo melepaskan pelukannya lalu berkata ingin kembali ke kamarnya. Sakura hanya mengangguk mengerti, jika ayahnya sedang ingin sendiri. Leonardo masuk ke dalam kamarnya tanpa diikuti Sean. Pria tampan itu menyuruh Sean untuk menemani Sakura. Leonardo duduk di pinggir ranjang dan menundukkan kepalanya, ia menangis. "Maafkan aku, Lily," ucapnya. Saat itu juga cahaya entah datang dari mana menyinari Leonardo dan muncullah sosok Lily. "Leo," panggil Lily. Leonardo terkejut dan menengadahkan wajahnya, ia melihat sosok Lily. Mendiang istri tercintanya. Wajah Lily masih cantik tanpa luka sedikit pun. Lily mendekat dan mengusap kepala Leonardo. "Apa kabarmu? Kau terlihat buruk," tanya Lily. "Lily, kabarku sungguh buruk," jawab Leonardo menundukkan kepalanya. Lily mendekati Leonardo dan duduk di sebelahnya. Menarik tubuhnya dan menidurkan kepalanya di paha Lily.    Leo menggenggam jemari Lily merasakan sangat nyata kehadiran Lily. "Maafkan aku Lily, karena keegoisanku. Kau tersiksa seperti ini. Maafkan aku, sungguh aku mencintaimu. Melihat Sakura seperti melihatmu. Seandainya aku tidak melakukan perjanjian itu..." "Sudahlah, penyesalan tidak membuatku kembali hidup. Kaca yang pecah bisa disatukan kembali, tetapi tidak akan utuh. Dan tidak akan kembali seperti semula. Aku sudah memaafkanmu sejak dulu. Karena aku juga sangat mencintaimu, aku merelakan diriku menjadi tumbal agar kau hidup bahagia bersama Putri kita. Kini aku bisa hidup dengan tenang di alam sana," jawab Lily sambil mengelus kepala Leonardo. Leonardo mengeratkan jemarinya merindukan sosok istri tercintanya. "Kau ingat saat kita pertama kali bertemu? Aku benci denganmu yang terlalu tampan. Banyak wanita di sekelilingmu dan aku harus bertahan dengan situasi itu," ucap Lily mengenang masa lalunya. "Aku tidak peduli dengan wanita lain, aku memiliki dirimu yang sangat sempurna untukku, jadi aku tidak memerlukan wanita lain," jawab Leonardo. "Tetapi, sekarang kau sendiri. Sudah 18 tahun kau menduda. Tidakkah kau ingin mencari Ibu untuk Sakura? Kupikir Sakura memerlukannya," jawab Lily sambil memainkan rambut Leonardo. "Tidak, yang ingin aku beritahu pada Sakura hanyalah dirimu, seorang Ibu yang ia miliki. Aku tidak membutuhkannya dan aku hanya mencintaimu sampai aku mati. Seandainya aku menikah pun Sakura pasti tidak akan setuju," jawab Leonardo. "Bagaimana kalau ia ingin kau menikah? Kau itu tinggal sendiri saat ini. Saat Sakura menikah, ia pasti akan pergi dengan mereka dan kau sendiri lagi," ucap Lily. "Aku tidak perlu itu," jawab Leonardo tegas. "Baiklah-baiklah, seperti biasa kau selalu keras kepala," jawab Lily mengalah. "Aromamu masih seperti dulu. Aku merindukanmu," Leonardo semakin meneteskan air matanya, Lily hanya terkekeh. "Waktuku sudah habis, aku akan pergi untuk selamanya. Selamat tinggal Leo, pertemuan kita memang singkat, tetapi kau harus tahu aku sangat mencintai kalian berdua. Jagalah Sakura, jangan sampai kau membuatnya menangis," lanjut Lily. "Terima kasih, Lily," jawab Leonardo sambil tersenyum. Lily menghilang bersama cahaya yang datang dari atas menyinarinya. Jemari Leonardo masih menggenggam erat jemari Lily. Lama kelamaan keberadaan Lily menghilang. Lily masih sempat mengecup kening Leonardo sebelum benar-benar menghilang. Inilah cinta sampai mati. Di mana ketika seseorang membawa cintanya sampai ia mati. Walaupun sudah tidak memiliki raga, perasaan yang dimiliki akan terus merasa mencintai. ~★~ Seperti yang sudah-sudah, tidak ada Leonardo sama saja dengan para Pangeran bebas melakukan apa saja pada Sakura. Kini Lazark, Shin, Zen, dan Shine sudah naik ke atas ranjang dan kalian tahu pasti apa yang mereka lakukan. Ya, mereka lagi-lagi menciumi tubuh Sakura kecuali Viper yang masih di kerajaannya dan Mysth yang berada di pojok ruangan hanya mengamati tingkah gila para pangeran lainnya. "Hime-san, beruntung kau tidak terluka terlalu banyak," ucap Zen sambil mengelus paha kanan Sakura. "Memangnya kenapa? Apa kau takut tubuhku penuh luka dan kau tidak menyukainya lalu kau mau meninggalkanku? Itu bagus jika kau mau meninggalkanku," jawab Sakura ketus. "Tidak akan, aku tidak akan meninggalkan Hime-san untuk yang kedua kalinya. Maafkan aku yang tidak cepat menolongmu, Hime-san," jawab Zen sambil mengecup paha Sakura. Jelas, semua kelakuan mereka membuat Sakura bergidik ngeri. Bagaimana tidak, ia selalu disentuh seperti itu. Sakura melirik Mysth yang hanya diam di pojokan. "Apa yang kau lakukan, Mysth? Kemarilah," panggil Sakura. Mysth menurut dan mendekati Sakura. "Kalian pergilah, aku hanya ingin berduaan dengan Mysth," titah Sakura. Para pangeran enggan meninggalkan Sakura hanya berdua dengan Mysth. Akan tetapi, permintaan Sakura lebih penting dari apa pun. Jadi, mereka menghilang setelah memberikan salam kepada Sakura. Sedangkan Sean keluar dari kamar Sakura. Sakura menarik lengan Mysth, dan memeluk lengannya. Posisi Sakura masih merebahkan diri, tetapi memeluk lengan Mysth. "Nyanyikan sesuatu," ucap Sakura. Mysth menatap tidak mengerti apa yang dimaksud Sakura. "Aku mengingat semuanya, kalian adalah teman semasa kecilku dan kalian harus pergi karena ada suatu hal. Kau biasa menyanyi untukku. Aku ingin mendengar suara indahmu lagi," jawab Sakura. "Hime-sama mengingatku?" tanya Mysth tidak percaya. Sakura mengangguk, lalu bangun dan mengecup bibir Mysth. Dan membisikkan sesuatu. Wajah Mysth merona lalu menyeringai. "Akan aku nyanyikan lagu indah untukmu, Hime-sama," jawab Mysth sambil tersenyum. Senyum manis yang selalu ia berikan pada Sakura dan hanya kepada Sakura. Mysth pun mulai menyanyi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN