"Apa maksud kamu ngomong kayak gitu, Tuan?" tanya Freya dengan gugup dan napasnya begitu tercekat.
"Saya akan menikahimu dan menggantikan Elmer."
"Ta—tapi buat apa, Tuan? Kenapa kamu harus nikahin aku?" Wanita itu semakin tidak mengerti atas semua perkataan Arsen.
"Saya tau kondisi kamu saat ini, kamu sedang mengandung, dan anak itu butuh seorang ayah. Saya mendengar semua orang membicarakan tentang pernikahanmu dan tentang Elmer yang pergi meninggalkanmu, bahkan saya juga tau jika mereka akan mengusirmu dari sini kalau kamu benar-benar terbukti hamil tanpa suami. Jadi, saya ingin menyelamatkan nama baikmu dan menggantikan Elmer hari ini."
Freya sungguh tercekat mendengar tentang apa yang disampaikan oleh Arsen. Ia tidak bisa membayangkan jika warga di tempat tinggalnya benar-benar akan mengusirnya, lalu di mana wanita itu akan tinggal? Siapa yang akan membantunya? Nilam dan tantenya yang lain pasti sudah sangat kecewa dan tidak sudi memberinya tumpangan untuk tinggal.
"Kenapa semuanya jadi begini? Sekarang apa yang harus aku lakuin? Hidupku udah enggak berarti, kalau orang-orang sampai tau aku hamil dan mereka benar-benar ngusir aku dari rumah ini, ke mana aku harus pergi?" batin Freya terlihat sangat bersedih, air mata terus menetes seakan sulit untuk dihentikan lagi.
Sementara itu, Arsen kini merasa iba melihat kondisi Freya, rasanya ia ingin sekali memeluk wanita itu dan menenangkannya. Namun, ia tidak memiliki hak untuk bisa melakukannya.
"Saya tau, semua ini berat untuk kamu. Saya sendiri juga tidak tega melihat kamu menjalani masalah ini sendirian. Jadi bagaimana, Freya? Apakah kamu mau menikah dengan saya demi menyelamatkan nama baikmu dan juga keluarga kamu?" tanya Arsen kembali saat Freya tak kunjung memberikan jawaban apa pun.
"Tapi Tuan, gimana sama semuanya? Mereka pasti akan semakin berpikir buruk tentang aku kalau tiba-tiba aku nikah bukan sama calon mempelai pria yang tertera di undangan, apa yang harus aku jelasin ke semua tamu yang udah datang?" tanya Freya dengan bibir bergetar.
"Kamu tidak perlu khawatir, saya akan mengurusnya. Tapi, apa kamu setuju untuk menikah dengan saya?"
Bukan jawaban itu yang Freya ingin dengar. Lagi pula, bagaimana ia bisa menerima tawaran dari seorang pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Walaupun mereka beberapa kali pernah bertemu, tetapi Freya sama sekali tidak tahu kehidupan Arsen. Jadi, untuk menjadi istrinya, Freya benar-benar berpikir bahwa itu tidak mungkin terjadi, terlebih Arsen adalah atasan Elmer.
"Kalau ada pilihan lain, aku enggak mau nikah sama kamu, apalagi aku cuma kenal kamu karena kamu adalah bosnya Elmer, enggak lebih. Aku juga enggak pernah bermimpi untuk menikah sama laki-laki yang enggak aku cinta!"
"Kamu tidak memikirkan anak yang kamu kandung saat ini?" tanya Arsen yang tak menyangka Freya akan menolak tawaran darinya.
"Aku mikirin dia banget, makanya, aku bakal cari Elmer ke mana pun dia pergi karena dialah yang harus bertanggung jawab sama anak ini, bukan kamu atau laki-laki lain."
Arsen menghela napas berat mendengar jawaban itu. Ia tak bisa memaksa bila itu memang keputusan Freya. "Baiklah, saya tidak akan memaksamu, tapi kalau kamu butuh bantuan saya, jangan sungkan untuk mengatakannya karena mau bagaimanapun saya cukup dekat dengan Elmer selama beberapa bulan terakhir ini, dia sudah saya anggap seperti saudara saya sendiri," ucap Arsen mengakhiri perkataannya.
Tanpa menunggu Freya yang mungkin tidak akan menjawab perkataannya, Arsen pun memutuskan untuk pergi dan langsung berbalik. Namun, sebelum pria itu membuka pintu terdengar suara orang-orang berteriak dari luar seperti tengah mendekat ke arah kamar. Arsen pun menghentikan sejenak langkah kakinya dan kembali berbalik menatap wajah Freya yang terlihat cemas.
"Freya, keluar kamu! Kita semua perlu bukti apa kamu hamil atau enggak. Kalau kamu benar-benar hamil seperti yang banyak orang duga dan kamu hamil tanpa sosok suami karena calon suamimu kabur, maka kita semua sepakat untuk mengusirmu dari sini! Kita enggak mau kamu menjadi contoh yang enggak baik untuk anak-anak muda di kampung ini!" teriak ibu-ibu dari luar kamar Freya sambil mengetuk-ngetuk pintu tersebut.
"Iya, betul itu! Cepat kamu keluar, Freya! Kita udah bawa test pack buat buktiin kebenarannya, kamu hamil atau enggak!"
"Buktiin kalau kamu enggak salah dan jangan sembunyi!"
Freya menggelengkan kepalanya berulang kali dengan tubuh yang gemetar. Sungguh ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Wanita itu tidak menyangka jika Elmer akan membuatnya berada dalam masalah besar.
"Enggak! Mereka enggak boleh ngelakuin tes kehamilan ke aku, kalau mereka sampai tau aku hamil di luar nikah mereka bakal langsung ngusir aku dari rumah ini. Aku enggak siap kalau harus ninggalin rumah peninggalan ayah dan ibu. Tapi, apa yang harus aku lakuin supaya mereka enggak maksa aku?" gumam Freya yang terlihat sangat ketakutan saat ini.
Di saat Freya masih bingung harus melakukan apa, pintu kamarnya dibuka secara paksa oleh beberapa orang yang tidak sabar untuk membuktikan pikiran mereka dan melakukan tes kehamilan pada Freya.
"Kenapa kamu enggak berani keluar, Freya? Apa kamu benar-benar hamil, makanya takut ketauan sama kita semua?" tanya seorang ibu-ibu yang terlihat kesal menatap wajah Freya.
"Ingat ya! Kalau kamu terbukti hamil, kamu harus pergi meninggalkan kampung ini!" timpal ibu-ibu lainnya.
Tak lama kemudian, seorang wanita melangkah maju, lalu menunjukkan 3 alat tes kehamilan dengan merek yang berbeda-beda. "Ayo Freya, aku dan Bu Wina yang akan menemanimu untuk melakukan test pack. Semoga aja pikiran orang-orang bahwa kamu hamil di luar nikah enggak benar ya! Soalnya kasihan ayah dan ibumu yang sudah meninggal lama, pasti jadi ikut menanggung dosa anaknya!"
Freya tak bisa berkutik, bahkan ia kesulitan menelan salivanya sendiri. Kedua matanya berulang kali berkedip, menatap alas test pack yang dipegang oleh wanita yang merupakan tetangga tepat di samping rumahnya.
"Ya Allah, tolong bantu aku. Apa yang harus aku lakukin? Mereka enggak boleh tau tentang kehamilanku karena ini aib yang sangat memalukan. Tolong aku ya Allah, tolong hentikan niat mereka semua yang mau maksa aku buat lakuin test pack ...." batin Freya yang benar-benar berada dalam kegelisahan.
Merasa tak sabar karena Freya masih bergeming tanpa suara, wanita yang memegang test pack itu pun melangkah semakin maju untuk mendekatinya bersama Bu Wina yang sepakat untuk menemani Freya melakukan tes.
"Ayo cepat, Freya! Jangan terus mengulur waktu!"
"Saya enggak mau!" jawab Freya yang akhirnya berhasil menggerakkan bibirnya yang bergetar.
"Apa? Enggak mau? Ini bukan pilihan, ini adalah perintah yang harus kamu lakuin karena kita enggak mau ada wanita yang hamil tanpa suami di kampung ini! Apalagi kamu itu gagal nikah gara-gara calon suamimu kabur dan kalau kamu sampai benar-benar hamil kamu sangat keterlaluan, Freya! Kamu udah bikin orang sekampung heboh tau nggak karena pernikahanmu yang dipersiapkan secara mendadak ini batal! Makanya, jadi wanita itu harus bisa jaga diri, kalau udah begini kamu sendiri kan yang rugi!" ucap Bu Wina yang terlihat geram pada Freya.
Saat kedua tangan Freya hendak dicengkeram oleh dua orang wanita yang begitu memaksanya, Arsen pun mengambil langkah maju dan menarik tubuh Freya.
"Jangan sentuh dia, apalagi sampai berani memaksanya melakukan sesuatu yang tidak mau dia lakukan, jika kalian tidak ingin terkena masalah! Lagi pula pernikahan ini tidak benar-benar batal karena saya yang akan menikahi Freya!" ucap Arsen dengan tegas dan rahang wajahnya tampak mengeras.
Sontak saja semua orang yang berada di ruangan itu sangat terkejut mendengar perkataan Arsen. Itu artinya, Arsen benar-benar akan menggantikan Elmer yang pergi melarikan diri di hari pernikahannya bersama Freya.
Tanpa memedulikan tatapan semua orang, Arsen membawa Freya pergi meninggalkan kamar yang masih dipenuhi oleh orang-orang yang berusaha membongkar aib Freya untuk menemui penghulu. Arsen yakin dengan keputusannya karena ia tidak ingin membiarkan Freya menanggung malu yang akan membuatnya menderita karena insiden di hari pernikahannya yang gagal.
Freya merasa lidahnya kelu dan tak mampu berkata-kata. Banyaknya kejadian yang terjadi di hari ini benar-benar melumpuhkan pikirannya. Walaupun Freya tidak ingin menikah dengan Arsen, tetapi ia merasa jika hanya pria itulah yang dapat membantunya keluar dari masalah.
"Ya Allah, aku enggak tau ini benar atau salah, tapi aku ngelakuin ini karena enggak mau kalau semua orang tau tentang kehamilanku. Lagi pula anak ini enggak bersalah, dia ada bukan atas keinginannya, tapi karena kesalahanku dan Elmer. Aku cuman berharap keputusan ini enggak buat aku menyesal seumur hidup," batin Freya di tengah kebimbangan yang dirasakannya.