Episode 176 : Aku Sangat Bahagia, Mas!

1366 Kata

Rintih sakit itu masih terdengar sangat menyiksa dari mulut Intan. Pandu nyaris gila mendengarnya. Apalagi, Very yang terus menangis tak hentinya mengikuti. “PERGI!” usir Pandu untuk ke sekian kalinya. Ia menatap Very dengan kehancuran nyata di tengah air matanya yang masih berlinang. Very menggeleng dan bergegas lari mendekati gerbang rumah Intan yang masih tergembok. Very merasa harus secepatnya membuka gemboknya agar Pandu lebih mudah membawa pergi Intan dari sana. Intan harus secepatnya mendapatkan pertolongan agar Intan baik-baik saja, walau kemungkinan itu sangat kecil. Sambil terus berlari memboyong Intan dari sana, Pandu menatap miris aliran merah dan itu darah yang Intan hasilkan. “Tan, katakan sesuatu, Tan!” isak Pandu. “Mas Pandu ... aku mau Suaminya Intan. Aku mau Mas Arden

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN