“Aku tidak akan melupakan ini, Mas!” Intan menghela napas dalam di tengah senyum yang tak bisa ia akhiri. Melalui kedua matanya, Intan merekam kebahagiaan yang sengaja semuanya ciptakan sekaligus berikan kepadanya. Tentu saja Intan tidak percaya bila Arden tidak terlibat dalam kebahagiaan di sana yang lebih mirip perayaan hari akbar. Dan melalui tatapannya, ia mencoba menghakimi sang suami. Setelah sempat sibuk menghindar, suaminya itu akhirnya tertawa kemudian mendekapnya sangat erat. Arden sampai mengguncang ke kanan dan ke kiri pelukan mereka secara berirama. “Aku bahagia banget, Mas! Sumpah!” ucap Intan. “Kamu aku kasih kantong hitam saja bahagia!” balas Arden. Dalam dekapan Arden, Intan terkekeh geli. Begitu besar memang cintanya pada Arden hingga sekadar kantong bekas belanjaan