Episode 114 : Mengenai Mimpi Buruk Pandu

2102 Kata

Arden menatap serius pada Pandu yang tiba-tiba datang ke kantornya dan berdalih ingin berbicara empat mata. Terlepas dari itu, rasa khawatir juga turut menyertai perasaan Arden saat ini pada sang sahabat. Apalagi satu minggu terakhir, setelah hubungan Pandu dan Wenny terungkap, Pandu mendadak menghilang bak ditelan bumi. Hanya pesan-pesan dari Intan saja yang Pandu gubris. Membuat Arden yang sadar Pandu sangat membutuhkan waktu untuk sendiri, menjadi tidak berani mengusik. “Ayo duduk. Bagaimana kabarmu?” tanya Arden. Ia beranjak dan meninggalkan kursi kerjanya. Ia sengaja menuju sofa di sebelah agar kebersamaan mereka terasa jauh lebih nyaman. Di belakang Arden, Pandu yang mengenakan setelan hitam tanpa topi, melangkah tak bersemangat. Pandu duduk di sofa tunggal sebelah Arden duduk. Sua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN