Daffa melepaskan topi dan juga kacamata hitam lalu duduk dengan nafas tersenggal-senggal di salah satu kursi panjang dipinggir jalan. Dia dan Papanya baru saja mempergoki mata-mata Antonio yang membuntuti kemanapun dia pergi namun saat dia kalah cepat saat mengejarnya. "Kamu kehilangan jejak?" Aldino turun dari dalam mobilnya dan menghampiri Daffa yang terlihat sangat lelah. Daffa memijat pangkal hidungnya dan mengangguk. "Dia dijemput teman-temannya pakai mobil jadi aku nggak bisa kejar." "Jangan khawatir, kita pasti bisa menemukan markas mereka." Seperti biasa, Antonio terlihat lebih tenang dan menyimpan lebih banyak rencana daripada dirinya. "Rencana Papa setelah ini apa? disini kan tidak ada anak buah Papa jadi aku harap jangan ambil rencana ekstrim." Antonio menepuk pundak