S E B E L A S

1309 Kata
Selain karena Kejora anak didiknya, dia juga merasa sangat iba saat Kejora selalu menunggu jemputaan sendirian di saat semua teman-temannya sudah pulang bersama ayah atau ibu-nya. *** Karena tak sabar pergi ke kebun binatang Kejora bangun lebih pagi dari biasanya dan membangunkan Daffa yang masih tidur lelap di kamarnya. Gadis kecil itu naik ke atas tubuh ayahnya sambil berteriak kencang agar ayahnya cepat bangun. "Jora, kok kamu sudah disini?" "Sudah siang, Dad ayo buluan bangun." Daffa tersenyum dan merenggangkan otot-ototnya. Ia tau putri kecilnya sudah tak sabar ingin segera pergi ke kebun binatang setelah pulang sekolah nanti. "Yasudah, Kejora mandi dulu ya sama mbak, Daddy mau masak sarapan." Kejora menggelendot manja di pelukan Daffa dan mencoba merayu Daffa agar hari ini dia bisa kembali izin tidak masuk sekolah. "Kemarin Kejora udah bolos, masa sekarang Jora mau bolos lagi? nanti bu Raline marah loh sama Jora." Kejora mengerucutkan bibirnya dan mencoba berfikir kembali. "Tapi kalau Jora sekolah dulu nanti capek dad sampai di kebun binatangnya." Daffa mencolek hidung kecil Kejora gemas. Putri kecilnya memang pandai membuat alasan. "Kita nanti keliling kebun binatang pake mobil, jadi nanti hewannya semua di lepas terus kita lihat hewannya dari mobil." "Takut daddy!! nanti kalau kita digigit macan gimana?" Daffa tertawa terbahak-bahak, Kejora pasti sudah termakan omongan oma-nya kemarin. "Macannya takut sama daddy, kamu tenang aja." "Daddy bohong! macan sama daddy lebih nyelemin macan tau!" Lagi-lagi Daffa tergelak. Putri kecilnya memang sangat menggemaskan. "Yasudah Jora mandi dulu biar nggak kesiangan." Daffa mengangkat tubuh Kejora keluar dari dalam kamarnya. Pagi ini ia hanya memasak nasi goreng saja karena moodnya masih belum terkumpul. Kemarin setelah menempuh perjalanan jauh dia masih harus mengawasi salah satu kafenya yang tengah direnovasi dan baru pulang saat tengah malam. Terkadang jika sedang lelah seperti saat ini Daffa benar-benar membutuhkan seorang wanita yang bisa membantunya mengurus rumah dan Kejora. "Daddy kok ngelamun?" Daffa yang sebelumnya tengah mengorek nasi goreng yang sudah hampir matang langsung terfokus pada Kejora yang baru saja selesai mandi. "Loh kok belum disisir?" "Nona Jora nggak mau saya kuncir," jawab bibi yang berdiri di belakang Kejora. "Jola mau daddy yang sisilin," ucapnya polos. Daffa mengembuskan nafas berat dan mengalihkan pekerjaannya pada sang pembantu. Dengan telaten Daffa menyisir pelan rambut panjang Kejora dan mulai mengikat rambut tebal Kejora menjadi satu di atas karena hanya itu keahlian Daffa dalam urusan menguncir rambut. "Besok-besok Jora harus belajar sisiran sendiri biar rambutnya nggak berantakan waktu daddy sibuk dan nggak bisa sisir rambut kamu." "Jola cuma bisa sisil lambut balbie." "Kalau terus belajar Jora pasti bisa." Setelah rambutnya sudah rapi Kejora membalikkan tubuhnya dan menatap Daffa dengan senyum lebar. "Jola bakal belajar sisilan bial daddy nggak lepotin daddy." "Jora nggak ngerepotin daddy kok. Tapi daddy cuma pengen Kejora bisa mandiri." "Iya daddy, terlimakasih ya." Kejora memeluk tubuh Daffa erat "Yasudah daddy mandi sebentar kamu tunggu disini dulu." Setelah itu secepat kilat Daffa langsung memasuki kamar dan bersiap untuk mandi sebelum Kejora merengek karena kesiangan. *** Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, dengan semangat Kejora langsung membereskan buku dan peralatan tulis lainnya karena setelah ini dia dan sang ayah akan berlibur ke kebun binatang. Kejora yang biasanya tampak lesu menunggu di kursi tunggu depan sekolah kali ini terlihat sangat bersemangat dan tak sabar melihat mobil daddy-nya berhenti di hadapannya. Dari arah belakang Raline menghampiri Kejora yang duduk sendirian karena semua murid sudah di jemput oleh orang tua masing-masing. "Kejora belum di jemput, daddy?" Kejora menggeleng dan mulai cemberut karena sudah lebih dari setengah jam dirinya duduk sendiri disini. Raline duduk di samping Kejora dan memberikan ponselnya. "Nih, pake hape ibu kalau Kejora mau telfon daddy." "Boleh?" Raline mengangguk dan membuka lock scren di ponselnya. Dengan semangat Kejora langsung menghubungi nomor daddy-nya agar dia segera dijemput dan pergi ke kebun binatang. Tapi ternyata panggilannya tak kunjung mendapat jawaban setelah berkali-kali Kejora mencoba untuk menghubungi nomor daddy-nya. "Nggak dijawab sayang?" Kejora menggeleng pelan dan memberikan ponsel itu pada Raline. Wajahnya sudah sangat mendung dan air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. Kejora sangat kecewa dan merasa di bohongi. "Daddy jahat! daddy selalu lupa sama Kejola!" Kejora menangis sambil berteriak meluapkan amarahnya pada sang ayah yang tak kunjung datang. "Kejora, sayang, cup cup ya mungkin daddy masih sibuk di kafe bu Aline bakal temenin Jora disini kok." "Daddy bohong! Jola malah sama daddy!" Dengan sigap Raline langsung mengangkat tubuh Kejora ke atas pangkuannya dan berusaha menenangkan. Selain karena Kejora anak didiknya, dia juga merasa sangat iba saat Kejora selalu menunggu jemputaan sendirian di saat semua teman-temannya sudah pulang bersama ayah atau ibu-nya. "Hustt ... tenang ya ada bu Aline yang siap nemenin Jora sampai daddy datang." Kejora memeluk leher Raline erat dan menumpahkan tangisnya di d**a Raline. "Atau Jora mau ibu antar pulang ke rumah?" Kejora menggeleng kuat karena keinginan pergi ke kebun binatang sudah tak bisa di tahan lagi. "Kalau nggak mau Jora berhenti nangis ya, nanti wajahnya jelek loh kalau nangis terus." Berangsur-angsur Kejora mulai mengurangi volume tangisannya dan hanya terisak-isak pelan. Diam-diam Raline mengirim banyak pesan untuk Daffa agar segera datang kesekolah dan akhirnya Daffa membalas puluhan pesannya dan akan datang secepatnya kesekolah. Beberapa menit kemudian mobil Daffa berhenti tepat di depan sekolah. Raut wajahnya tampak panik dan merasa bersalah melihat putrinya sampai menangis. "Kejora maafin daddy sayang, tadi daddy ketiduran jadi nggak dengar waktu Kejora telfon." Daffa berusaha membujuk Kejora agar tidak bersembunyi di d**a Raline. "Daddy jahat! daddy bohong! Jola malah sama daddy!" Bukannya luluh Kejora semakin menangis keras dan berteriak histeris. "Iya sayang maafin daddy, yuk sekarang Jora ikut daddy kita pergi ke kebun binatang sekarang." Kejora tetap menangis dan semakin mencengkeram kuat baju yang Raline kenakan. "Pak, jangan dipaksa," ucap Raline pada Daffa yang berusaha menarik Kejora dengan paksa. Daffa mengembuskan nafas berat. Ia benar-benar merasa bersalah pada Kejora. Harusnya dia tadi menyiapkan alarm atau meminta salah satu karyawan untuk membangunkannya. "Biarin Kejora tenang dulu, pak." Daffa mengangguk dan duduk disamping Raline yang masih memangku Kejora. "Saya tadi ketiduran di kafe jadi nggak dengar waktu bu Raline telfon." "Lain kali boleh saya aja yang antar Kejora kalau pak Daffa nggak bisa jemput? saya nggak tega lihat Kejora nunggu sendirian setiap hari," ucap Raline tulus tanpa ada maksud lain. "Terimakasih bu Raline, tapi Kejora sudah banyak merepotkan bu Raline. Lain kali saya akan lebih memperhatikan Kejora lagi." "Tidak, pak Daffa, sama sekali tidak. Saya malah senang karena saya termasuk guru baru disini dan kebanyakan murid masih terlihat malu-malu dengan saya." Daffa tersenyum dan kembali mengucap terimakasih sebanyak-banyaknya karena kebaikan guru itu. Beberapa menit kemudian Kejora sudah mulai tenang dan tidak menangis lagi. Dengan hati-hati Daffa mencoba mendekati Kejora. "Jadi pergi ke kebun binatang apa enggak nih?" Tanya Daffa dengan nada yang santai. "Jadi!" Jawab Kejora sewot. "Kalau jadi diusap dulu air matanya biar cantik." Kejora mengusap air matanya kasar. "Aku mau bu Aline ikut ke kebun binatang." Daffa dan Raline sama-sama terkejut dengan penuturan Kejora. "Sama daddy aja ya, bu Raline mau pulang ke rumahnya." "Nggak mau! pokoknya Jola mau sama bu Aline!" Daffa memandang Raline dengan tatapan tidak enak karena putrinya benar-benar sudah merepotkannya. "Kejora! lihat daddy!" Meski sebenarnya tak tega tapi sesekali Daffa harus tegas pada putrinya agar tidak semaunya sendiri. "Kamu kira bu Raline siapa? nggak boleh seenaknya ya!" Kejora terdiam ketakutan melihat "Sudah pak tidak apa-apa, saya mau kok temenin Kejora ke kebun binatang." "Tapi, bu ...." "Tidak apa-apa, pak, kebetulan saya nggak ada kesibukan lain selain ngajar." Meski merasa sungkan akhirnya Daffa mengangguk dan membawa Raline ikut serta ke kebun bintang yang berada kotanya. "Sebelum berangkat kita maaf-maafan dulu ya." Kejora mengangguk dan meminta maaf pads ayahnya terlebih dahulu. "Maafin Jola, dad." "Daddy juga minta maaf, setelah ini daddy janji nggak akan lama-lama jemput Kejora." Daffa mengecup seluruh wajah putrinya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu Daffa dan Kejora menunggu Raline mengambil barang-barangnya yang masih tertinggal di ruang guru dan segera pergi menuju kebun binatang yang Kejora inginkan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN