“Om, 3 hal ini berarti sama dengan 3 permintaan gitu kan, Om? Yang kayak permintaan untuk Om Jin, harus dikabulkan loh.” Kaluna menatap serius pada Anggara. “Haihhh.” Perasaan Anggara semakin tidak enak. Namun sebagai seorang pria, tidak mungkin dia menarik ucapannya sendiri. Mau tak mau Anggara harus mengikuti 3 permintaan dari Kaluna. Dan dia berharap bukanlah permintaan yangh aneh-aneh dari pemikiran seorang remaja belasan tahun. Kaluna menatap penuh selidik. Keningnya mengernyit. “Kok gitu sih Om mukanya? Kayak orang nggak ikhlas? Kan tadi awalnya Om sendiri yang bilang kalau aku boleh sebutin 3 hal supaya pernikahan kita menjadi nyaman. Memangnya segampang itu ya Om ingkar janji dan—” “Oke. Oke, Kal. Sebutkan 3 permintaan mu itu.” Kalau sudah soal berdebat, Anggara lebih sering kal

