BAB 77. Black Card

1012 Kata

Anggara kembali menghela napas dalam. “Baik, besok saja saya kirimkan alamatnya. Kalau tidak ada lagi yang penting, saya mau istirahat.” “Ohh iya, baik Pak Anggara. Maafkan saya mengganggu jam istirahat Bapak. Terima kasih banyak.” Lalu sambungan telepon ditutup. Anggara melangkah menuju kamar mandi dengan malas. Mood nya menjadi kurang baik karena mendapat telepon dari Hendy. Sejujurnya Anggara sama sekali belum bisa mempercayai Hendy. Kaluna yang mendapat perlakuan kasar dari papanya, dia juga ikut merasakan sakit hati. Namun, Anggara juga tidak mau dianggap terlalu mengatur atau menyetir Kaluna. Paginya, hanya Anggara dan Kaluna yang sarapan di meja makan. Sedangkan Elvina masih malas beranjak dari tempat tidur. Mungkin karena kemarin tenaganya terkuras saat mengamuk, sekarang terl

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN