“Kinara, cepat sana kamu naik dulu! Ingat rencana kita, oke!” “Oke, Pa!” Kinara langsung berlari menuju lantai dua. Pintu diketuk beberapa kali. Hendy mempersiapkan dirinya, tampak menarik napas dalam. Kemudian membukakan pintu. “Kal!” Raut wajah Hendy terlihat begitu terkejut bercampur bahagia. “Akhirnya kamu datang juga kesini, Nak. Papa menunggu kamu setiap hari.” Kaluna mencoba tersenyum, lalu dia mencium punggung tangan papanya dengan takzim. “Ayo masuk, Kal! Ohh Pak Anggara, terima kasih sudah datang membawa Kaluna. Silakan masuk, Pak Anggara.” Hendy terlihat sangat bersemangat. “Terima kasih,” jawab Anggara pelan. Lalu mengikuti Kaluna duduk di ruang tamu. Kaluna sendiri terlihat agak canggung, seperti bukan sedang berada di rumah sendiri. “Sebentar ya, Kal.” Lalu Hendy berj

