“Kal!” “Ya?” Kaluna menoleh pada kakaknya yang tampak tersenyum padanya. “Kamu pasti bahagia sekali tinggal di sini, ya? Di apartement semewah ini, pasti kamu nggak pernah merasa kekurangan. Apalagi ….” Kinara melirik seorang pelayan yang sedang mengisi kembali piring lauk yang mulai kosong. “Kamu selalu dilayani oleh pelayan di sini. Pasti kamu nggak perlu capek-capek mengurus rumah,” lanjutnya lagi. Kaluna tersenyum. “Ya, Om Angga sangat baik padaku.” Mendapat jawaban seperti itu tentu saja membuat Kinara langsung kesal. Padahal dia sendiri yang memulai, Kaluna hanya menanggapi apa adanya. Kinara mencondongkan tubuhnya pada Kaluna “Kal, aku pengen juga deh tinggal di apartement ini. Nanti sehabis kamu menikah dengan Om Angga, boleh nggak ya aku dan papa ikut tinggal di sini? Kan ena

