Arka mengurai smirk evil. Dia berjalan ke arah meja belajar. Dia bersandar di sisi meja dan menyentuh cutter di sana.
"Takdir? Takdir macam apa, Eunha? Justru dia yang menciptakan takdir ini! Di saat gue koma, dia manfaatin keadaan lo dan merebut lo dari gue! Lo mau gue nerima semua kecurangan itu?"
Eunha merasa sesak dengan keaadaan hati mereka. Dia tak tahu bagaimana lagi caranya untuk mendamaikan hati Arka. Wajah Arka tetap sedingin es.
"Lalu, apa mau lo? Kita bakalan tetap nikah? Gimana dengan perasaan lo dan Lisa?!"
"Gue nggak mau kalah lagi dari Devan. Gue bisa ngorbanin cinta gue dan Lisa asal dia nggak merasa bisa menang lagi atas gue."
Eunha tak habis pikir. Arka melakukan itu demi harga diri dan luka yang sejak dulu bersarang di hatinya. Namun, Eunha tak ingin terjebak lagi
