Tangan Syafi kini bergerak menyentuh perutnya. "Enggak mungkin kan, gua hamil," ucap Syafi yang tangannya sudah di atas perutnya. "Iya, gua enggak mungkin hamil. Memang belum waktuna saja gua dapet," ucap Syafi seraya tersenyum. Lebih tepatnya dirinya memaksakan senyumannya karena saat ini dirinya sendiri sedang meyakinkan diri, bahwa dirinya hanya asam lambung bukan hamil. Kata-kata hamil bagaikan sebuah kaset yang terputar di dalam otaknya. Namun bibirnya menyangkal jika dirinya sedang tidak hamil melainkan asam lambungnya kambuh. Bibir dan hatinya berusaha menolak tapi logikanya terus berkata jika kemungkinan dirinya hamil. Bunyi notif pesan masuk ke handphone Syafi di abaikan begitu saja oleh pemiliknya. Syafi terus-terusan menolak kehamilannya. Memang masih belum pasti jika dirinya

