Sadar akan ucapannya yang salah, Rapunsel pun langsung menatap Syafi. “Sya, maaf, gua enggak maksud buat lo mikir yang aneh-aneh,” ucap Rapunsel yang raut wajahnya kini merasa bersalah. Syafi tersenyum, “enggak, santai aja,” ucap syafi. “Plis Sya, jangan senyum begitu. Cerita sama gua, apa yang lo rasain saat ini. Atau lo mau gua harus berbuat apa sekarang?” tanya Rapunsel yang raut wajahnya masih merasa bersalah. “Lo masih mau dengerin semua omongan gua?” tanya Syafi. “Memangnya kenapa? Gua siap dengerin semua yang mau lo omongin. Jadi, katakan saja, siapa tahu dengan begitu perasaan lo, bisa jauh lebih ringan lagi,” ucap Rapunsel yang mencoba untuk tersenyum. Syafi ikut tersenyum melihat Rapunsel yang memaksakan senyumannya. “Tadi sewaktu gua cerita lagi apa yang terjadi dengan gua

