Rapunsel terdiam beberapa saat, aura Aqlan mengerikan. Niatnya yang ingin menggoda Aqlan kini sudah lenyap seketika. “Saya Rapunsel pak, kebetulan tadi saya sedang di ruangan Syafi mengantarkan obat. Jadi saya yang mengantarkan berkas ini ke ruangan bapak. Sama kalau boleh saya mau minta ijin untuk Syafi pak,” ucap Rapunsel takut-takut. Tapi mau bagaimana lagi, Syafi adalah bawahan langsung Aqlan, dan Aqlan sendiri sudah mengatakan pada karyawan, jika Syafi libur atas ijinnya bukan asal saja. Dia yang berhak meliburkan Syafi atau tidak. “Sakit apa dia?” tanya Aqlan. “Asam lambungnya kambuh pak, sedari pagi sepertinya. Hanya saja baru sekarang di rasa. Muka Syafi juga sudah pucat, pak,” jawab Rapunsel. “Maaf pak, kalau saya lancang karena meminta ijin pada bapak, bukan Syafinya yang memi

