Setelah mengatakan apa yang ingin di katakan, Aqlan sama sekali tidak pindah dari kursinya. Syafi menoleh ke arah Pupun yang duduk di sebelahnya. Ia menggerakkan kepalanya sebagai isyarat, apakah perlu kita pindah atau tidak. Pupun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban membuat Syafi mengernyitkan dahinya. "Makananmu di depan, bukan di sebelah kirimu," ucap Aqlan seraya menatap Syafi yang duduk tepat di sebelahnya. "Bang**!" umpat Syafi dalam hati. Bisa tidak sih, bosnya ini membaca situasi saat ini. Yang benar saja ucapan bosnya ini. Sikap bosnya seperti ini, apa tidak menimbulkam asumsi lainnya di otak mereka. Dengan dirinya yang tidak mendapatkan SP dan uanh gajih masih utus saja masih meninggalkan sebuah pertanyaan. Apalagi sikap barusan ini? Apa tidak semakin menjadi pikiran neg

