Seseorang membuka pintu kamar Rina yang saat ini menyembunyikan tubuhnya di bawag selimut. Jantung Rina berdebar sangat cepat. "Jantung sia***! bisa enggak sih lo, enggak nabuh drum? Bangk**! sial**! murahan bangey sih lo, mentang-mentang jomblo karatan!" maki Rina dalam hati. Ia takut Aqlan kembami ke kamar dan takut jika Aqlan tahu jika saat ini ia sedang baper. Detak jantungnya semakin berantakan hingga dirinya hampir saja tidak bisa bernapas jika saja orang yang masuk tidak segera memanggil nama Rina. "Rina," panggil orang yang bari saja masuk dan duduk di pinggir tempat tidur. Sadar siapa suara orang yang memanggilnya itu, Rina pun buru-buru menghampus air matanya. Ia pun segera membuka selimutnya dan mendudukkan tubuhnya. "Ma," panggil Rina tidak enak. "Sayang, kita ke rumah saki

