Luka

1030 Kata

Ah, rasanya Rina ingin memaki-maki saat ini juga. Kata bang*** yang terlontar rasanya masih kurang untuk melontarkan semua rasa kesalnya pada pria di hadapannya ini. Kenapa hidupnya harus bertemu dengan pria otak selaka*** seperti Aqlan. Kenapa juga ada manusia yang otaknya seperti Aqlan. Kenapa Tuhan harus menciptakan pria yang hidupnya tidak bisa jauh-jauh dari selaka***. "Wuasu! Sumpah ya, kenapa gua harus nikah sama baji***, sia*** kayak lo si Lan? Bang***, bang***!" umpat Rina tepat di depan Aqlan. Ia tidak peduli lagi dengan status Aqlan yang suaminya. Rasanya umpatan itu saja masih belum puas ia lontarkan. Kenapa bisa hidupnya harus seperti ini. Pertanyaan yang sama sekali tidak ia temukan jawabannya sampai detik ini. "Jaga ucapan kamu Rina, saya suami kamu!" marah Aqlan. "Kamu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN