Caroline mengurai pelukannya, tangannya bergerak mengusap air mata yang membasahi pipi Rina. Tidak ada kata yang terucap hanya gerakan tangan yang sedang menghapus air mata Rina. "Ma," panggil Rina. "Ah, tidak, tante, aku boleh tidak bercerai dengan Ano? Aku tidak mau bersamanya. Rasanyaa sesak, rasanya takut, belum lagi akhir-akhir ini sikap Ano berubah menjadi baik dan seperti memberi harapan. Aku tidak mau jatuh cinta padanya karena pada akhirnya aku akan berpisah dengannya. Dia memiliki kekasih, nikahkah saja Ano dengan kekasihnya, tolong Tan. Tolong ijinkan saya dan Ano bercerai," mohon Rina. Caroline menggelengkan kepalanya, "Ano tidak memiliki kekasih, itu hanya akal-akalannya dia saja. Dia berbohong dengan adanya kekasih. Maafin apa yang Ano lakuin ke kamu sebelum kalian menikah

