Elang sebenarnya menolak permintaan Dara, tapi mendengar suara lemah wanita itu dia biarkan saja Dara terus memeluk pinggangnya. Elang terus menapakkan kakinya menuruni puncak gunung yang semakin licin. Rasanya semakin berat dengan adanya Dara yang menempel padanya. Berulang kali dia menatap tangan Dara, khawatir bila tangan itu menyentuh bagian tubuhnya yang terbuka. Dia tidak mau saja terjadi reaksi di saat genting seperti ini. Sementara Dara hanya merasa kedinginan saja dengan sisa tenaganya yang masih tersisa sedikit. Namun dengan sisa sedikit tenaga itu dia mencengkeram kuat pinggang Elang agar tidak jatuh tubuhnya tersapu hujan. “Akhirnya kita tiba di bawah,” gumam Elang dalam kelegaan meski tubuhnya terasa dingin oleh guyuran hujan yang belum reda. Dara tidak bereaksi. Dia