Di dapur, tangan Dara gemetar saat menuang air panas ke dalam cangkir. Aroma teh melayang, tapi tak mampu menenangkan hatinya. Ia menggenggam cangkir terlalu erat, seolah itu bisa menahan dadanya yang bergejolak. Anak kecil itu anak siapa? Elang belum bilang apa-apa… tapi kenapa wajah anak itu ada kemiripan dengannya? Pikirannya kacau. Ia berusaha fokus, tapi teh yang dituangnya nyaris tumpah. Jantungnya berdebar kencang, napasnya tak teratur. Kalau benar anak kecil itu anak Elang… aku harus bagaimana? Kepalanya dipenuhi bayangan buruk. Tentang Cindy yang datang tak hanya membawa anak, tapi juga masa lalu yang belum selesai. Tentang kemungkinan rujuk. Dara menggigit bibirnya. 'Kalau Cindy ingin kembali… dan Elang lebih memilih wanita itu bagaimana?' Tiba-tiba dunia yang sedang ia bang

