Bara mulai meregangkan sendi-sendinya setelah menyelesaikan pekerjaan di laptopnya, ia memutar kursinya agar bisa melihat ke arah luar jendela untuk sekedar menyegarkan matanya yang sejak tadi terus menatap layar. "Permisi Pak Bara," sebuah suara terdengar dari arah belakang Bara atau tepatnya dari pintu masuk. "Ya?" jawab Bara pendek masih melihat ke jendela, tapi setelah itu ia mengerutkan dahinya karena merasa itu bukanlah suara Tisa yang biasa keluar masuk ruangannya. Bara memutar kursinya untuk melihat siapa yang masuk, dan kini ia melihat Syena tersenyum lebar sambil melambai ke arahnya. "Syena??" Bara terkejut karena Syena sama sekali tidak mengabari sebelumnya. Gadis itu bergerak ke arah sofa yang juga diikuti oleh Bara yang ikut berdiri dari kursi kerjanya untuk mendekat

