Bab 139

5000 Kata

"Kenapa diam, Mas? Kalau kamu nggak yakin, nggak apa-apa. Masih ada waktu. Selagi masih bisa, kita buat momen yang indah. Perpisahan nggak harus meninggalkan kenangan buruk, 'kan?" Pria itu hanya diam. Tapi, sesaat kemudian ia memeluk tubuh perempuan itu. Jarinya mengusap-usap helai rambut yang tergerai di punggung. "Aku bakal berusaha ikhlas, Mas. Kalau kamu emang nggak bisa lepasin Mba Vina, nggak apa-apa. Berarti kamu harus siap kehilanganku." "Yas! Please ... jangan bahas itu sekarang." "Kenapa? Toh, nanti bakal sampai pada titik itu, Mas. Kita nggak akan pernah tau kapan Mba Vina bangun." Hati Hans berkecamuk. Ia benar-benar tidak ingin membahasnya sekarang. Pria itu takut jika kembali mengundang percikan api pertengkaran setelah ini. "Lalu kalau Davina bangun, kamu akan lang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN