Bab 108

2121 Kata

Pagi beranjak naik, sinar matahari yang menyelusup lewat balik tirai, mengusik tidur Yasmin yang sebenarnya tidak pernah pulas. Kelopak mata perempuan itu mengerjap, menyelaraskan cahaya yang masuk. Sejenak, ia melirik tempat tidur di sebelahnya yang kosong. Hans sudah tidak ada di sana, hanya tersisa seprai tidak beraturan, jejak dari permainan kasar semalam. “Huhh.” Yasmin menghela napas sejenak, hatinya terasa seperti dientak sesuatu yang besar. Ada rasa sesak yang mulai menggerogoti tubuhnya. “Aw, sakit ….” Yasmin menggerakkan kaki sejenak, ada rasa perih yang menjalar di bagian sana. Ia menyeka air mata yang mulai mengalir dari sudut mata. Perlahan, Yasmin mulai bangkit, mengubah posisinya menjadi duduk, menyandarkan punggungnya yang terasa remuk pada kepala ranjang. Kini,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN