(Raka) Aku menunggu Alika hingga dia keluar. "Papa?" Alika tampak terkejut namun senang melihatku. "Hai Sayang?" "Papa jemput Alika?" "Iya Sayang..." "Asyik... Tapi jangan langsung anter Alika ya Pa. Alika pengen sama Papa dulu. Alika kangen sama Papa. Alika pengen main sama Papa." aku terharu mendengarnya. Memang benar, anak adalah korban yang paling menderita saat perceraian orang tuanya terjadi. "Iya. Kita jalan-jalan. Kita beli baju ganti dulu, terus makan siang. Abis itu kita bisa main sepuasnya." "Nanti sore juga jemput kak Saka ya Pa?!" "Boleh Sayang." Ide yang bagus. Aku akan meluluhkan hati Saka terlebih dahulu. Setelah itu aku membuka pintu mobil untuk putri bungsuku. Kemudian kami meninggalkan sekolah Alika menuju salah satu mall yang ada di Jakarta ini.