Bab 25

1220 Kata

"Kamu ingin menemui mereka sekarang?" Papa memperhatikan foto Isma yang kuperlihatkan padanya. Air mata pria kesayanganku menetes. Sama halnya seperti diriku, ia pasti bahagia sebab menantu dan cucunya sudah diketahui keberadaanya. "Tentu saja, Pa. Aku sudah tidak sabar ingin memeluk mereka," jawabku dengan tersenyum. Membayangkan bisa mendekap istri dan anakku secara bersamaan setelah cukup lama kami berpisah jarak. "Bagaimana kalau Isma justru menolak kedatanganmu?" Mendengar pertanyaan Papa, senyum di bibirku sontak memudar. Ya, besar kemungkinan Isma akan menolak kedatanganku sebab sudah terlanjur kecewa pada suaminya ini. Tidak menutup kemungkinan juga, ia pun akan marah sebab aku tidak mengabulkan keinginannya untuk bercerai. "Itu sudah menjadi konsekuensi buatku, Pa. Aku haru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN