Brenda berdiri gelisah di depan boks bayinya. Brandon yang saat ini berusia tiga bulan tak berhenti menangis. Entah apa yang membuat putra kecilnya itu terbangun dan menangis, membuat Brenda tak tahu lagi bagaimana cara mendiamkan putranya yang tak mau lagi ia beri asi itu. “Sayang, cup dong. Berhenti nangisnya. Mama harus apa sayang buat bikin kamu diem.” Ujar Brenda putus asa sembari menepuk-nepuk pelan pantan Brandon. Brenda tidak mungkin membangunkan mama mertuanya ditengah malam begini. Kasihan mertuanya jika harus kembali membantunya setelah seharian sudah membantu dirinya untuk menjaga Brandon yang rewel. Sedangkan papa dan mamanya sendiri baru pukul Sembilan malam pulang dari kediaman orang tua Rio. Mata Brenda melirih jam diponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah satu.