*** “M-Mas,.” Jasmine dengan suara tercekatnya meraih lengan kokoh Damian. Wanita paruh baya itu dikejutkan oleh dua hal saat ini. pertama, ungkapan menakutkan sang putranya dan yang kedua adalah kabar tentang kehamilan sang menantu satu-satunya. Khesya. Mendengar suara istrinya, Damian kembali meraih kesadarannya. Pria itu menoleh dan mendapati sang istri dengan mata berkaca-kaca. “Apa, apa aku tidak salah dengar, Mas,.?” Tanya Jasmine. “Menantu ku. Menantu ku sedang mengandung, Mas. Sebentar lagi kita akan memiliki cucu. Benar begitu, Mas,.?” Damian mengangguk. Pria itu menarik lembut tubuh sang istri, membawanya masuk kedalam pelukannya. Jasmine menumpahkan tangisnya. Tangis haru dan rasa khawatirnya terhadap sang menantu dan calon cucunya. “Apa mereka akan baik-baik saja, Mas,.