“Kamu dimana Juan? Kenapa tidak pulang? Apa kamu telah memutuskan untuk bersama dia, hingga kamu mematikan teleponmu?" Pikiran itu terus saja bergelayut di otaknya. Sudah berhari-hari Juan tidak pulang, dan setiap kali dia mencoba menghubunginya, panggilan teleponnya tak pernah dijawab. Lucy mulai berpikir, kalau Juan memang meninggalkannya dan memilih hidup bersama Monik. Lucy duduk dengan memandangi foto keluarga mereka. Dia tidak bisa menghindari perasaan hampa yang terus menggerogoti hatinya. Anak-anak juga semakin sering bertanya tentang Juan, terutama Leon, yang selalu merindukan ayahnya. “Ibu, kapan ayah pulang?” tanya Leon sambil duduk di pangkuan Lucy. Matanya penuh harap. Lucy memaksakan senyum, meski hatinya terasa berat. “Ayah sedang sibuk di rumah sakit, sayang. Ayah akan