‘Egggh.” Lucy terbangun dengan kepala yang berat. Wanita itu memegang kepalanya, lalu membuka mata.
Tubuhnya terlonjak seketika saat melihat, dia berada di apartemen Andra. Wanita itu segera melihat bajunya. Dia bersyukur ketika pakaian yang dipakainya masih seperti kemarin dan dalam keadaan lengkap.
Tak lama setelah itu, dia melihat pintu dibuka. Andra datang dengan senyum manis dan membawakan sarapan untuknya.
“Morning, sweaty!” Sapaan yang selalu dia dapat setiap pagi saat mereka masih bersama dulu.
“Apa yang kamu berikan padaku? Dan kenapa aku bisa berada di apartemenmu? Jangan bilang kalau kamu telah melakukan sesuatu padaku!” kecam Lucy dengan sorot mata tajam.
Andra tersenyum manis. “Aku tidak melakukan apapun padamu. Coba kamu lihat, pakaian kamu masih lengkap bukan? Lihat jug
