Reyhan mengangkat wajahnya dari atas meja kerjanya. Pria itu mengusap wajahnya beberapa kali menggunakan kedua telapak tangannya. Dia cemas kalau sampai Sandiaga sakit lantaran terus memikirkannya. Sebenarnya dia ingin sekali menjenguk Sandiaga sepulang dari kantor. Akan tetapi, jika dia tidak mengajak Melani artinya sama saja dia memperburuk keadaan kakek-nya tersebut. Pria itu menopang dagunya, dengan malas membuka lembaran berkas di atas meja kerjanya. “Kapan Kakek akan memihak padaku, akhhh! Sraak! Sraaak! Braakk!” Keluhnya dengan wajah gemas mengaduk berkas di atas meja lalu melemparkan ke lantai. Reyhan berdiri dari kursinya, pia itu berjalan mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya sambil berkacak pinggang. Reyhan berusaha keras memikirkan jalan keluar agar Sandiaga tidak terus-mene